Laporan Praktikum Kimia Dasar Alkohol
ALKOHOL
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
percobaan praktikum ini yaitu mempelajari
sifat fisis alkohol, mempelajari
reaksi kimia alkohol dam membandingkan
sifat-sifat kimia antara alkohol primer, sekunder daan tersier.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol,
selain metanol, dapat dikelompokan sebagai alkohol primer, sekunder, dan
tersier, bergantung pada banyaknya atom karbon yang terikat pada atom karbon
yang mempunyai gugus –OH. Jika satu karbon terikat pada atom karbon ini, maka
alkohol itu adalah primer; jika dua karbon, alkohol sekunder, dan jika terikat
tiga karbon, alkohol itu tersier (Keenan, 1992).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau
asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja.
Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam
larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian
dioksidasi (Fessenden, 1997).
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya
diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal
ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R–OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan
hanya butanol yang sedikit larut.
Alkohol dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus
OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer,
alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus
–OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung
pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH
(C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus –OH
nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain.
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier
yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi
oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar
terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang,
sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot
molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul
tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi.
Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang
sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin
benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi
substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu
alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya.
Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari
gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Beberapa alkohol yang penting:
1.
Metanol (metil alkohol, CH3OH)
tidak berwarna, cairan yang karut dalam air. Metanol bersifat racun; jika
terminum dalam jumlah yang sangat kecil maupun melalui pernafasan kronis dari
metanol dapat menyebabkan kebutaan. Telah dilaporkan kematian yang disebabkan
minum metanol kurang dari 30 ml.
2.
Etanol (etil alkohol, “alkohol”, CH3CH2OH),
tidak berwarna, cairan yang larut dalam air, kdang-kadang disebut alkohol padi;padian (grain) karena dapat
diperoleh dengan cara fermentasi dari padi-padian. Sebenarnya, fermentasi dari
semua bahan yang mengandung karbohidrat, seperti anggur, molase, dan kentang,
juga padi, menghasilkan etanol.
3.
Isopropil alkohol (2-propanol), (CH3)2CHOH,
seperti juga metanol dan etanol, tidak berwarna, cairan yang larut dalam air.
Isopropil alkohol, seperti etanol, dibuat dari hidrasi suatu alkena yang
berasal dari reaksi pemecahan minyak bumi.
4.
Etilen glikol (1,2-etanadiol, HOCH2CH2OH)
tidak berwarna, berupa cairan yang larut dalam air diproduksi dari etilen yang
dioksidasi oleh udaradiikuti dengan hidrasi intermidiet etilen oksida.
5.
Gliserol (gliserin; 1,2,3-propanatriol)
tidak berwarna, seperti sirup, rasanya manis, cairan tidak beracun. Triol ini
didapat dari hidrolisa dalam suasana basa dari lemak sebagai hasil samping dari
pembuatan sabun atau dari petrokimia propana. (Fessenden, 1997).
Beberapa
oksidasi dari alkohol antara lain:
1. Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O).
Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi
antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam
karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan
hasil yang diinginkan.
2. Oksidasi menjadi keton. Suatu alkohol
sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi keton.
3. Oksidasi menjadi asam karboksilat. Suatu
oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi asam
karboksilat.
Oksidator umum :
–
larutan panas KMnO4
+ OH-.
–
larutan panas CrO3
+ H2SO4 (pereaksi Jones).
Reaksi umum :
RCH2OH R – C – OH Asam Karboksilat (Hart, 1999).
Sifat
Fisis Alkohol :
1.
Titik didih
Karena
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya, maka titik
didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding.
2.
Kelarutan dalam air
Alkohol
berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini
langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air (Fessenden, 1997).
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat-alat
yang dipergunakan pada percobaan ini adalah termometer
1 buah, pembakar bunsen 1 buah, tabung reaksi 6 buah, kaca arloji 6 buah, gelas
ukur 10 ml 1 buah.
2.
Bahan
Bahan-bahan
yang diperlukan pada percobaan ini adalah Alkohol absolut, pembakar, pereaksi
lucas, larutan iodin dalam KI, larutan NaOH 6 M, asam asetat pekat CuSO
anhidrat, alkohol 70%, larutan kalium kromat, 2-propanol, kCO padat, HSO pekat,
t-butanol.
IV.
PROSEDUR KERJA
A.
Uji Air dalam Alkohol
1.
Menyiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung 1 diisi dengan 0,5 ml etanol absolute dan K2CO3 padat secukupnya dan tabung 2 diisi pula dengan
0,5 ml etanol absolute dan CuSO4
anhidrat secukupnya.
2.
Menkocok 2 tabung tersebut, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
3.
Mengulangi hal di atas tersebut dengan contoh alkohol lainnya
yaitu alkohol 70% dan 2-butanol.
B.
Uji Oksidasi dengan
Asam Kromat
1.
Memasukkan 0,5 ml K2Cr2O7
kedalam tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes H2SO4
pekat.
2.
Mengocok dan
menambahkan 0,5
ml etanol absolut.
3.
Mengocok tabung reaksi
dan memanaskan dalam penangas air bersuhu 800 C.
4.
Mendiamkan tabung tersebut beberapa menit.
5.
Mengamati perubahan warna yang terjadi serta
mengamati pula bau yang diitimbulkannya.
6.
Mengulangi percobaan di
atas dengan contoh alkohol lainnya yaitu alkohol 70% dan 2-butanol.
C.
Uji iodoform
1.
Menyiapkan 3 tabung reaksi dan masing-masing
diberi label serta mengisi tiap-tiap tabung reaksi dengan 0,5 ml etanol absolut, alkohol70% ,dan 2-butanol.
2.
Menambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi 0,5 ml iodin.
3.
Mengaduk, kemudian menambahkan
NaOH 6M hingga warna iodin berubah menjadi kuning muda.
4.
Mendiamkan tabung
reaksi, bila dalam waktu 5 menit belum terbentuk endapan kuning maka memanaskan
tabung reaksi dalam penangas air bersuhu 60 ˚C.
5.
Mengamati endapan yang
terbentuk dan bau yang ditimbulkan.
D.
Uji esterifikasi
1.
Memasukkan 0,5 ml
etanol absolut ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 0,5 ml asam asetat pekat.
2.
Mengocok larutan dan
memanaskan dalam penanas air selama 5 menit.
3.
Menuang larutan ke
dalam air dan mengamati bau yang ditimbulkan.
4.
Mengulangi percobaan di
atas dengan contoh alkohol lainnya yaitu alkohol 70% dan 2-butanol.
V.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
dan Perhitungan
1. Hasil Pengamatan
1)
Uji Air dalam
Alkohol
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0,5 ml etanol menambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Larut
|
2.
|
0,5 ml isopropil alkohol menambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Larut
|
3.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan K2CO3
padat secukupnya
|
Sukar
larut
|
4.
|
0,5 ml etanol menambahkan CuSO4
anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
5.
|
0,5 ml isopropil alkohol menambahkan CuSO4
anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
6.
|
0,5 ml t-butanol menambahkan CuSO4
anhidrat secukupnya
|
Sukar
larut
|
2)
Uji Oksidasi dengan
Asam Format
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,5 ml K2Cr2O7
dan 2 tetes H2SO4
pekat memasukkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 0,5
ml etanol
|
Berbau kecut &
berubah warna menjadi coklat muda
|
2.
|
0,5 ml isopropil alkohol dan 2 tetes H2SO4
pekat memasukkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 0,5
ml etanol
|
Berbau kecut menyengat & berubah warna
menjadi coklat tua
|
3
|
0,5 ml t-butanol dan 2 tetes H2SO4
pekat memasukkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 0,5
ml etanol
|
Berubah warna menjadi
coklat tua dan berbau kecut.
|
3)
Uji Iodoform
No.
|
Alkohol
|
Penambahan 1 ml iodin
|
Penambahan
NaOH 6M
|
1.
|
1 ml etanol
|
berubah warna menjadi merah pekat
|
berubah
menjadi keruh,
baunya menyengat & terbentuk endapan kuning.
|
2.
|
1 ml isopropil alkohol
|
berubah warna menjadi merah pekat
|
terbentuk endapan kuning &
baunya menyengat.
|
3.
|
1 ml t-butanol
|
warna tetap
|
berubah menjadi keruh &
terdapat endapan kuning serta baunya menyengat.
|
4)
Uji Esterifikasi
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,5 ml etanol ditambahkan 0,5 ml asam asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau enak seperti bau balon karena termasuk dalam ester primer, warna
tetap bening.
|
2.
|
0,5 ml t-butanol ditambahkan 0,5 ml asam asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau enak, warnanya
menjadi keruh.
|
3.
|
0,5 ml isopropil alkohol ditambahkan 0,5 ml asam
asetat pekat
|
Dituangkan kedalam
air berbau wangi,
warnanya tetap.
|
2. Perhitungan
-
B.
Pembahasan
1.
Uji Air dalam alkohol
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kadar air yang terkandung dalam alkohol. Tahap pertama, dengan mengisi ke dalam
tabung reaksi sebanyak 0,5 ml larutan sampel (etanol, isopropil alkohol,dan
t-butanol) dan K2CO3 padat secukupnya dan tabung yang
lain diisi 0,5 ml larutan sampel (etanol, 2-propanol, dan t-butanol) dan CuSO4
anhidrat secukupnya. Kemudian mengocok larutan tersebut dan mendiamkannya.
Berdasarkan
percobaan untuk larutan sampel dengan menambahkan K2CO3
secara berturut-turut; tidak ada endapan (larutan bening), tidak ada endapan
(larutan bening), terdapat endapan (sukar larut). Sedangkan pada sampel dengan
menambahkan CuSO4 anhidrat semuanya sukar larut. Masing-masing
larutan sukar larut dalam air tersebut terdapat endapan berwarna biru. CuSO4
merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam hidratnya
yang akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air
akan diketahui dengan
terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan adanya air dalam
semua sampel alkohol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
R – OH + K2CO3
R – K + H2O + CO2
R – OH + CuSO4 R – Cu + H2O + SO4
2.
Uji Oksidasi dengan Asam kromat
Pada percobaan uji oksidasi dengan Asam Kromat dilakukan dengan cara
memasukkan 0,5 ml (10 tetes) K2Cr2O7 dan 2
tetes H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi. Kemudian mengocok larutan tersebut dan
menambahkan 0,5 ml etanol absolut, kemudian mengocoknya. Lalu memanaskan tabung
reaksi dan mengamati perubahan yang terjadi (warna dan bau larutan). Kemudian
mengulangi percobaan seperti diatas dengan menggunkan alkohol 70% dan
2-butanol.
Adapaun hasil dari percobaan di atas secara berturut-turut (etanol absolut,
alkohol 70%, dan 2-butanol) adalah kuning menjadi bening dan menyengat, kuning
menjadi bening dan menyengat, serta biru dan menyengat.
Perubahan
warna dan bau yang dihasilkan pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi
oksidasi dengan asam kromat yang terjadi pada larutan sampel. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
O O
K2Cr2O7 ││ K2Cr2O7 ││


3.
Uji Iodoform
Pada percobaan uji iodoform dilakukan dengan langkah menyiapkan tiga buah
tabung reaksi kemudian mengisi masing-masing tabung dengan 1 ml (20 tetes)
etanol absolut, etanol 70%, dan 2-butanol. Setelah itu menambahkan 1 ml iodine
kedalam masing-masing tabung reaks, dan mengaduknya. Adapaun hasil pengamatan
yang didapat secara berturut-turut (1 ml etanol absolut + 1 ml iodin, 1 ml
alkohol 70% + 1 ml iodin, dan 1 ml2-butanol + 1 ml iodine) adalah keseluruhan
warna larutan berwarna merah.
Langkah selanjutnya menambahkan NaOH 6 M ke dalam larutan-larutan tersebut
diatas. Sehingga didapatkan hasil pengamatan secara berturut-turut turut (1 ml
etanol absolut + 1 ml iodine + NaOH 6 M, 1 ml alkohol 70% + 1 ml iodin + NaOH 6
M, dan 1 ml 2-butanol + 1 ml iodine + NaOH 6 M) yaitu larutan berwarna bening
berbau tidak menyengat, larutan berwarna kuning berbau tidak menyengat serta
larutan berwarna kuning dan bau menyengat.
Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3CH2OH
+ I2 → CH3COH +2 HI
CH3COH
+ 3HI2 + NaOH → CHI3 + CHOONa + 3 HI
(CH3)3COH + I2 → (CH3)2CHCOH
+ 2 HI
(CH3)2CHCOH + 3I2 + NaOH → CHI3 + CHOONa +
3 HI
4.
Uji Esterifikasi
Pada percobaan uji esterifikasi langkah pertama yang dilakukan adalah
memasukkan 0,5 ml (10 tetes) etanol absolute kedalam tabung reaksi. kemudian
menambahkan 0,5 ml (10 tetes) asam asetat pekat, mengcocoknya dan memanaskan
dalam penangas air kurang lebih 5 menit. Setelah itu menuangkan larutan tersebu
kedalam air dan mengamati bau yang ditimbulkan. Setelah itu mengulangi
percobaan diatas dengan menggunakan alkohol 70% dan 2-butanol.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil pengamatan secara berturut-turut
(dengan etanol absolut, alkohol 70%, dan 2-utanol) yaitu semua larutan berwarna
bening dan berbau menyengat.
Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:




etanol
absolut as. Asetat etil asetat
(CH3)3COH + CH3COOH
t-butanol
as. Asetat
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Dalam air, etanol
absolute, alkohol 70%, 2-propanol mudah
larut, sedangkan t-butanol hanya sedikit larut.
2.
Uji Lucas untuk menetukan
penggolongan alkohol, yaitu alkohol primer, alkloda sekunder dan alkohol
tersier.
3.
Dalam suatu alkohol pada sampel
etanol absolute, alkohol 70%, 2-propanol, t-butanol dapat menghasilkan ester.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar
Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Fessenden,
Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Kimia
Organik. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat.
Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
0 comments:
Diharapkan Berkomentar yg sopan,..